Siapa kamu? Berlalu
lalang di pikiranku.
Siapa dirimu? Tampakkan wajah dalam lamunanku.
Beraninya masuk dalam kehidupanku perlahan.
Aku terperangah untuk marah.
Terlalu lancang kamu
getarkan hatiku yang masih penuh luka.
Apa maksudmu membuatku mengedit cuplikan pahit masa
lalu berbalik menjadi scenario manis masa depan?
Apa maumu? Sembuhkan berbagai kepiluan.
Tidakkah kamu
bercermin? Kamu terlalu jauh sempurna.
Terlalu tega menyeretku ke dalam kehidupan manismu.
Pantaskah? Aku hanya menjadi titik pahit yang akan muncul.
Aku benar – benar menasehatimu sekarang.
Aku menekankan.
Jangan coret kisahmu bersama orang – orang semacamku.
Semacam orang yang telah terluka dan enggan. Tanpa kepedulian dan hanya akan
menghina ketulusanmu. Tidakah kamu tahu?
Orang yang akan menyerap cahayamu dan menjatuhkan
rasamu.
Kamu mengetahuinya.
Kamu tahu.
Dari awal kamu lebih paham.
Tapi.
Kamu
terus melaju.
Kamu
tingkatkan rasamu.
Kamu memelukku
erat dengan ketulusan diatas kepedulian.
Kamu
simbol sempurna di mataku, namun ku samarkan.
Kamu simbol
wangi dalam penciumanku, namun ku samarkan.
Kamu simbol
tulus di hatiku, namun ku samarkan.
Kamu simbol
hangat di ragaku, namun ku samarkan.
Kamu simbol
segar di pagi indahku, namun ku samarkan.
Kamu
simbol terang di malam gelapku, namun kusamarkan.
Kamu Kamu Kamu.
Yang selalu aku samarkan namun makin bersinar terang.
Kamu makhluk sempurna bertabur kelemahan yang indah
dalam nuansaku.
Kamu ya Kamu.
No comments:
Post a Comment